
Jika berat maka kadang pasien menjadi enggan keluar rumah atau berada di tempat terbuka tanpa ditemani oleh orang yang pasien kenal. Kondisi ini yang kita sebut agorafobia.
Serangan panik memang lebih banyak manifestasi gejalanya adalah gejala-gejala fisik yang terkait sistem saraf otonom di tubuh kita. Tidak heran pasien sering merasa jantung berdebar, sesak napas atau perasaan tercekik, rasa ingin muntah atau mual, kesemutan, rasa panas atau seperti terbakar, kepala rasa ringan, seperti mau pingsan, takut mati atau menjadi gila, merasa goyang dan berjalan seperti di awang-awang bahkan sering merasa tidak mampu mengendalikan diri karena merasa asing dengan diri dan lingkungannya.
Walaupun serangan panik biasanya hanya berlangsung antara 5-15 menit dan bisa baik sendiri tanpa pengobatan, kondisi ini sangat menakutkan pasien sehingga akhirnya membuat beberapa pasien gangguan panik seringkali keluar masuk Unit Gawat Darurat ketika serangan panik terjadi.
Hasil survey di Klinik Psikosomatik RS OMNI tahun 2009 menempatkan Gangguan Panik sebagai diagnosis paling banyak yang membuat pasien datang berkunjung. Keluhan saat mereka datang adalah keluhan psikosomatik atau gejala-gejala fisik yang menonjol yang disebabkan karena proses psikis di otak sehingga pada pemeriksaan obyektif seperti rontgent, CT-Scan, MRI, Endoskopi, EKG, EMG, EEG dan lain-lain tidak ditemukan kelainan.
Saya pernah beberapa kali menulis tentang kondisi gangguan panik di Kompas.com, mungkin ibu bisa membacanya sebelum memutuskan untuk pergi ke psikiater untuk berobat. Saran saya segera berobat ke psikiater dan jangan tunda lebih lama. Semoga membantu. Salam Sehat Jiwa!
Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar