Kabar kedekatan Partai Golkar dan PDIP menjelang Pemilu 2014 memang bukan isapan jempol semata. Meski belum ada pernyataan resmi, kedua partai tersebut sudah memberi sinyal positif. Salah satunya dari Ketum Golkar, Aburizal Bakrie.
"Saya mengatakan menyambut koalisi dengan semua partai, kita harapkan siapa saja yang berkoalisi dengan Golkar kami sambut dengan baik," kata Aburizal di sela-sela diskusi panel renungan akhir tahun 2011 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/12/2011).
Ical, begitu dia biasa disapa, menegaskan kerja sama dalam bentuk koalisi dimungkinkan dalam sistem politik di Tanah Air. Tujuannya hanya satu yaitu untuk membangun negara yang lebih baik.
"Yang penting platformnya sama," imbuhnya.
Ditanya lebih jauh soal capres 2014 dan siapa wapres yang akan digandengnya, Ical tak mau buru-buru berkomentar. Semua akan ditentukan pada saat Rapimnas Golkar tahun 2012.
"Belum ada keputusan, masih menunggu rapim tahun 2012, wacananya sudah ada tapi kita akan bicarakan lebih lanjut," terangnya.
Untuk sistem pemilu, Golkar juga sudah mempunyai sikap. Pengusaha yang masuk jajaran 40 orang terkaya di Indonesia ini menegaskan, Partai Beringin ingin menggunakan sistem pemilu gabungan antara tertutup dan terbuka.
"Untuk kita, 70 persen terbuka, 30 persen tertutup jadi ada suatu pengggabungngan dari kedua itu, sehingga ada kemungkinan masyarakat untuk memilih, tapi ada juga kemungkinan partai-partai untuk mengusulkan kadaer mereka yang paling handal," jelasnya.
Sementara untuk Parliamentary Threshold (PT), Golkar mengusung angka 5 persen. Ical menilai dengan angka tersebut bisa mengurangi jumlah fraksi di DPR, sehingga pemerintahan bisa berjalan efektif.
"Dan dengan mengurangi itu kita kembali menyatukan pendapat sama, parpol yang platformnya sama, tapi ada pada tempat berbeda. Jadi paprol yang platformnya sama, jadi bergabung," terangnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar